Belenggu


Kamu bilang, kamu sudah memutuskan untuk melepaskan diri dari dia. Sepenuhnya. Membuat aku yang sedang mengedit naskah mengalihkan perhatian kepadamu. Antara percaya dan tidak, aku berharap kamu sungguh-sungguh memaksudkannya.

Kamu tak perlu berjanji. Dan aku pun tak akan menuntut kamu untuk benar-benar melakukannya. Setidaknya, kamu sudah mulai memikirkan hal itu. Meniatkan hal itu. Dan setidaknya, kamu sudah berusaha membuatku merasa lega. Sebab, melihatmu bersama dia dalam situasi dan kondisi yang selalu tidak baik-baik saja kerap membuatku terjebak di antara perasaan-perasaan menyesakkan yang pada akhirnya hanya bisa kuabaikan.

Tetapi, mungkin, tanpa kita sadari, sebenarnya ini adalah bagian terbaik dari apa yang seharusnya kita jalani. Tertahan dalam situasi yang sama. Terjebak dalam lingkaran yang memenjara.

Seperti halnya kamu yang sulit melepaskan diri dari dia, aku pun selalu merasa sulit melepaskan diri dari kamu.

Kamu pernah bilang, salah satu alasan kenapa kita bisa bersama-sama adalah karena kita sama. Ya, kamu benar. Kesamaan kita yang paling kentara adalah, kita yang sama-sama takut untuk melepaskan sesuatu yang kita anggap sebagai kebahagiaan, padahal diam-diam kita tahu bahwa hal itu adalah penyebab dari segala luka yang kita rasakan.[]

1 thoughts on “Belenggu

Tinggalkan Balasan ke supernopha Batalkan balasan